Minggu, 02 Januari 2011

I’m Not PKS, I’m Not SALAFI, I’m Not HTI, I’m Not JT. I’m a MOSLEM

Barusan gue blogwalking sebentar, pas gua mampir di blognya izar-zone.co.cc, gue nemuin catatan yang bikin nostalgia. Catatan itu gue tulis ketika gue masih kuliah di UIN Syahid tahun 2006. Gua posting di Friendster > Group > PKS Mania. Berarti, udah 5 tahun gue ngelupain tulisan itu. Makasih banget buat Mas Izar, semoga Allah ngebales dengan pahala yang melimpah. Selamat membaca :
Bismillahirrahmanirrahim....
Ketika aku menyebut diriku PKS
Yang lain akan menuduhku sebagai pro demokrasi. Walau sebenarnya bukan itu tujuanku...
Atau ketika aku bicara bahwa aku HTI
yang lain akan bilang aku tidak mengimani adzab kubur, turunnya Al Mahdi, bahkan tidak mengambil hadits ahad. Padahal aku bukan seperti itu...
Dan ketika aku mengaku Jama'ah Tabligh
Oh no!! yang lain mencibirku karena aku meningalkan anak istriku sendirian. Padahal tujuanku dakwah
Ketika aku mengklaim diriku SALAFY

Yang lain berteriak..."JANGAN SUKA MEMBID'AH-BID'AHKAN ORANG LAIN!!!!" Padahal aku thau mana benar dan mana salah. Aku hanya ingin membetulkan

Aku memutuskan...
Untuk berhenti sejenak...
Menertawakan mereka yang merasa benar dengan jalannya masing-masing
Berfikir sejenak, mengapa ini bisa terjadi? Bahkan disini! Tidak ada lagi Ukhuwah Islamiyah! Yang ada hanya Ukhuwah PKS-iyah, Ukhuwah HTI-iyah, Ukhuwah Salafy-iyah, Ukhuwah JT-iyah dan semua Ukhuwah Ashobiyah lainnya yang jelas-jelas merupakan PERPECAHAN...
Semua perdebatan yang katanya mencari "PENCERAHAN"
Bisakah dirasakan "PENCERAHAN" nya ? 
Saya sama sekali tidak bisa merasakanya.... Bagaimana dengan anda?
Aku malu pada Rasulullah saw, karena aku sendiri tidak berdaya...
Aku seorang MUSLIM. Ya, seorang MUSLIM
Seorang mutarobby yang fikrohnya dipupuk oleh tarbiyah. Tapi aku bukan PKS...
Dan mencoba mencontoh apa yang dilakukan salafusshalih. Tapi aku bukan SALAFY...
Dengan kegemilangan islam dan khilafah sebagai tujuan. Aku bukan HTI...
Dan aku tahu...
Dimana aku berpijak...
Di situ ladang dakwahku....
Tanpa harus menjelek-jelekkan orang lain....
Karena aku seorang MUSLIM.... 
Astaghfirullahal adzim...
Astaghfirullahal adzim...
Astaghfirullahal adzim...
        
  Sebuah catatan kaki
...:::...:::dari orang yang tidak tahu apa-apa. dan gerah melihat semua keretakan ini:::...:::...

4 komentar:

  1. plok..plok..plok!
    standing applause bwt tulisan yg iniii

    BalasHapus
  2. wow! nice writing...

    mgkn sdkt menyitir kata "jgn suka membid'ah2kan",,
    ada yg pgen dtanyain nih..
    menurut opini u, bagaimana dengan tradisi muludan, dziarah kubur, dan tahlilan?

    (maaf klo prtanyaan rada melenceng dikit ma topik. klo bs, prtnyaan sy ini jgn d publish ya. u ckup jwb trus dipublish kyk ngomong sendiri.ntar klo sy udh bilang "ya, sy sdh bca tulisan u"..bru ntar u hapus tulisan yg mcm ngomong sendiri itu.ngerti kan ngerti kan?
    haduh maaf ngerepotin. bis sy bingung ma slh satu mslh dr fenomena ini.mohon bantuannya...)

    BalasHapus
  3. buat yang udah ngasih komen. matur nuwun. akhirnya blog aye dikunjungi orang B-). sebelum aye jawab, mungkin kedepannya bakal sampe adu dalil disini. nggak apa-apa, asalkan... semuanya tertib. kembali ke ayat "wa jadilhum billati hia ahsan". untuk para 'ulama sekalian, debatlah aye yang masih jahil dan awam ini, dengan sanggahan yang lebih santun.

    untuk pertanyaan anonim (boleh kenalan nggak kita, nama aslinya siapa?) minta nggak dipublish ya? duwh, sorry banget. kepencet barusan. jadi kepublish deh. muludan, tahlil, dan dziarah kubur. ane jawab satu satu ya. bismillah..

    tapi ane mau ngasih kaedah dulu nih. kaedahnya gini "segala sesuatu itu boleh, kecuali yang diharamkan oleh syari'at" sepakat kan?

    ane mulai dari dziarah kubur. ada hadits yang bunyinya gini : kuntu nahaitukum 'an ziarotil kubur, fa zuruha.. (artinya: dulu saya melarang kalian menziarahi kubur, maka sekarang ziarahilah). yang nggak boleh tuh. nyembah kubur. berdoa ke kuburan. nah, itu baru haram!

    untuk muludan & tahlilan, ane orang yang nggak mengharamkan. karena, nggak ada dalil yang ngeharamin. beda dengan minum khamar, atau makan daging babi. dalilnya udah jelas kalo itu haram.

    -wallahu a'lam-

    BalasHapus